Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung dan Dampaknya

- Senin, 6 Februari 2023 | 18:30 WIB
Penyebab terjadinya Angin puting beliung
Penyebab terjadinya Angin puting beliung

Detakterkini.com- Bencana alam identik dengan sebuah musibah yang disebabkan oleh alam, dan sudah tentu memberikan dampak kerugian baik secara materi maupun korban jiwa.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, beberapa bencana-alam">bencana alam sudah dapat diprediksi sehingga ada persiapan yang harus dilakukan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan seperti yang terjadi di Jepang beberapa waktu yang lalu saat menghadapi topan hagibis.

Perlu diingat jika tidak semua bencana-alam">bencana alam dapat diprediksi seperti gempa bumi dan tsunami, jika pun ada informasi yang berkaitan dengan gempa dan tsunami biasanya sesaat setelah terjadinya bencana.

Melansir dari laman ilmugeografi.com, bencana-alam">bencana alam bisa terjadi di mana saja dan kapan saja termasuk di Indonesia. Bencana alam yang cukup sering terjadi di Indonesia yakni gempa bumi, erupsi gunung berapi, banjir, tanah longsor hingga angin puting beliung. Berbicara mengenai angin puting beliung pasti sudah tidak asing di telinga banyak orang.

Angin puting beliung sekilas mirip seperti angin tornado yang ada di Amerika. Angin puting beliung merupakan sebutan lokal bagi tornado yang memiliki ukuran kecil sehingga dapat dikatakan jika antara angin puting beliung dengan tornado terdapat persamaan yaitu mempunyai pusaran atmosfer. Lalu apa sebenarnya angin puting beliung tersebut?

Baca Juga: Beberapa Penyebab Terjadinya Kekeringan Tanah, Simak Penjelasannya Berikut!

Angin puting beliung adalah sebuah angin kencang yang memiliki gerakan memutar, berasal dari awan cumula nimbus dengan kecepatan lebih dari 64,4 km per jam atau 34,8 knot serta terjadi dalam waktu singkat sekitar 5 menit dengan luas wilayah daratan tidak lebih dari 2 km persegi.

Dengan kecepatan serta jangkauan yang dimilikinya, tidak heran jika angin puting beliung dapat menyebabkan kerusakan dan kehancuran pada wilayah yang dilewatinya. Angin puting beliung biasa terjadi pada siang hari atau sore hari terutama ketika musim pancaroba.

Penyebab Angin Puting Beliung

Seperti yang telah dijelaskan di atas, angin puting beliung terbentuk dari awan jenis awan kumulonimbus. Perlu diingat jika tidak semua awan kumulonimbus selalu menjadi penyebab munculnya cuaca ekstrim khususnya angin puting beliung. Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya angin puting beliung, salah satunya yaitu kondisi labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas. Jika sudah begitu dapat dikatakan bahwa udara sedang dalam keadaan tidak stabil. Ditambah angin puting beliung terjadi saat periode transisi peralihan musim (pancaroba) sekitar bulan Maret – Mei atau bulan September – November.

Baca Juga: Beberapa Teori Migrasi Menurut Para Ahli, Simak Penjelasannya Berikut!

Secara umum terdapat beberapa indikasi yang dapat digunakan untuk mengenali potensi cuaca ekstrim seperti hujan lebat disertai petir dan angin yang kencang, angin puting beliung atau hujan es yang terjadi pada suatu daerah. Cuaca ekstrim tersebut sering terjadi di musim pancaroba atau musim peralihan. Indikasi tersebut antara lain:

Satu hari sebelum kejadian terjadi, udara di malam hari sampai pagi hari terasa sangat panas dan gerah.

Saat pagi hari udara mulai panas dengan sinar matahari yang cukup terik dan gerah. Hal ini disebabkan adanya radiasi matahari yang sangat kuat dan bisa ditunjukan dari nilai perbedaan suhu udara pada pukul 7 hingga 10 pagi, lebih dari 4 derajat celcius. Perbedaan suhu ini juga disertai kelembaban udara yang sangat tinggi yaitu sekitar 700 mb atau 60 persen.

Secara umum awan kumulus yang berwarna putih berlapis mulai tumbuh sekitar pukul 10 pagi. Bahkan di antara awan kumulus terdapat satu jenis awan yang memiliki batas tepi yang sangat jelas yaitu berwarna abu – abu seperti bunga kol yang menjulang tinggi.

Halaman:

Editor: Maria H.R Waju

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Doa Litani Hati Kudus Yesus

Kamis, 23 Februari 2023 | 17:27 WIB
X