Detakterkini.com- Umat Hindu di Bali, khususnya, akan merayakan Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka 1944 pada 3 Maret 2022. Nyepi berasal dari kata sepi atau sipeng. Sepi di sini mengandung makna hening atau sunyi, senyap.
Nyepi termasuk hari raya terunik yang ada di dunia. Ketika umat lain merayakan tahun baru secara meriah, namun umat Hindu di Bali merayakannya dengan suasana sepi.
Lampu dimatikan, fasilitas publik ditutup, sarana transportasi baik bandara, pelabuhan, maupun terminal bus dihentikan operasionalnuya selama sehari. Bahkan koneksi internet dan siaran televisi juga turut dimatikan.
Melansir dari Idntimes.com, Rabu (15/02/23) Dalam perayaan Nyepi ini terdapat beberapa rangkaian upacara yang harus dilaksanakan oleh umat Hindu. Berikut ini rangkaian Hari Raya Nyepi yang perlu diketahui.
Baca Juga: Hari Suci Nyepi 2023 ; Berikut Daftar Tanggal Merah Bulan Maret
1. Upacara Melasti atau Melis
Dalam Lontar Sundarigama dan Sang Hyang Aji Swamandala yang ditulis dalam Bahasa Jawa Kuno menyebutkan:
Melasti ngarania ngiring prewatek dewata angayutaken laraning jagat, papa klesa, letuhing bhuwana
Terdapat beberapa makna di dalamnya, yaitu :
- Ngiring prewatek dewata, yang berarti upacara Melasti hendaknya didahului dengan memuja Tuhan dengan segala manifestasinya
- Anganyutaken laraning jagat, memiliki arti menghanyutkan penderitaan masyarakat, di mana upacara Melasti bertujuan untuk memotivasi umat secara ritual dan spiritual dalam melenyapkan penyakit-penyakit sosial di masyarakat
- Papa klesa, memiliki makna Melasti bertujuan untuk menuntun umat agar menghilangkan kepapaannya (Penuh dosa). Ada lima klesa yang dapat membuat orang menjadi papa yaitu awidya (Kegelapan atau mabuk), asmita (Egois, mementingkan diri sendiri), raga (Pengumbaran hawa nafsu), dwesa (Sifat pemarah dan pendendam), dan adhiniwesa (Rasa takut tanpa sebab)
- Letuhing Bhuwana, artinya alam yang kotor, di mana Melasti memiliki tujuan untuk meningkatkan umat Hindu agar mengembalikan kelestarian alam lingkungannya
- Ngamet sarining amerta ring telenging segara, artinya mengambil sari-sari kehidupan dari tengah laut atau sumber air.
Dalam Babad Bali disebutkan, bahwa Melasti disebut juga sebagai Melis atau Mekis yang memiliki tujuan melebur segala macam kekotoran pikiran, perkataan, perbuatan, serta memperoleh amertha atau air suci yang pelaksanaannya dapat dilakukan di laut, sungai, danau, atau mata air yang disucikan. Setelah Melasti, diharapkan umat Hindu sudah siap memasuki tahun baru untuk kehidupan yang lebih baik.
Melasti dilaksanakan beberapa hari sebelum Hari Raya Nyepi. Pratima atau pralingga yang ada di pura diusung ke sumber mata air sebagai simbol untuk penyucian alam beserta isinya. Setelah dari sumber mata air, pratima atau pralingga Ida Sesuhunan akan diletakkan (Melinggih) di Pura Bale Agung Desa setempat, sampai sehari sebelum Hari Raya Nyepi.
2. Tawur Agung Kesanga pada Hari Tilem bulan kesembilan
Sehari sebelum Hari Raya Nyepi, umat Hindu melaksanakan upacara Tawur Agung Kesanga. Menurut Lontar Sang Hyang Aji Swamandala, upacara tawur ini dilaksanakan tepat pada Hari Tilem Kesanga (Bulan kesembilan) yang merupakan hari pergantian sasih kadasa (Bulan kesepuluh) dan termasuk upacara Bhuta Yadnya (Persembahan suci yang ditujukan untuk Bhuta Kala). Tawur di sini memiliki makna mengembalikan atau membayar. Yaitu mengembalikan sari-sari alam yang telah digunakan oleh manusia.
Baca Juga: Manfaat Hari Raya Nyepi untuk Jiwa Raga dan Alam Semesta
Artikel Terkait
5 Ucapan Hari Raya Nyepi 2023 yang Siap Dikirim untuk Kerabat
Aturan dan Makna Hari Raya Nyepi yang Harus Kamu Tahu
Manfaat Hari Raya Nyepi untuk Jiwa Raga dan Alam Semesta
Selamat Hari Raya Nyepi 2023 ; Ingin Jadi Turis di Bali Saat Hari Raya Nyepi? Ketahui Dulu 5 Tips Ini
Hari Suci Nyepi 2023 ; Berikut Daftar Tanggal Merah Bulan Maret