Renungan Harian Katolik, Hari Rabu 22 Februari 2023

- Jumat, 17 Februari 2023 | 10:09 WIB
Rabu Abu pada 22 Februari 2023
Rabu Abu pada 22 Februari 2023

Detakterkini.com- Berikut Renungan Harian Katolik Rabu 22 Februari 2023

Pada Renungan Harian Katolik Rabu 22 Februari 2023 Hari Rabu Abu Tahun 2023 ini dalam bacaan injil Matius 6:1-6.16-18 Tuhan Yesus tidak memerintahkan para pengikut-Nya untuk berpuasa. Ia mengasumsikan bahwa mereka sudah mempraktekkannya. Ia hanya mengajarkan tentang cara berpuasa yang benar.

Yesus tidak mempersoalkan bagaimana cara beribadah yang benar, akan tetapi banyak orang mempraktekkan kemunafikan dalam beribadah. Kebanyakan mereka pada waktu itu memiliki motivasi yang tidak sehat dalam beribadah.

Memasang wajah muram dan mengubah air mukanya agar semua orang tahu bahwa ia sedang beribadah.

Mencari kepuasan dengan pujian orang lain adalah motivasi yang munafik dan tidak sehat. Mengapa demikian?

Karena apa yang terlihat dari luar tidak sama dengan apa yang ada di dalam! Penampilan dan motivasi tidak selaras.

Tuhan Yesus tidak memerintahkan para pengikut-Nya untuk berpuasa. Ia mengasumsikan bahwa mereka sudah mempraktekkannya. Ia hanya mengajarkan tentang cara berpuasa yang benar.

Yesus tidak mempersoalkan bagaimana cara beribadah yang benar, akan tetapi banyak orang mempraktekkan kemunafikan dalam beribadah.

Kebanyakan mereka pada waktu itu memiliki motivasi yang tidak sehat dalam beribadah. Memasang wajah muram dan mengubah air mukanya agar semua orang tahu bahwa ia sedang beribadah.

Mencari kepuasan dengan pujian orang lain adalah motivasi yang munafik dan tidak sehat. Mengapa demikian? Karena apa yang terlihat dari luar tidak sama dengan apa yang ada di dalam! Penampilan dan motivasi tidak selaras.

Hari ini ketika kita memulai masa Puasa dan Pantang dengan Rabu Abu, kita diingatkan akan beberapa kebenaran mendasar.

Pertama, kita diingatkan akan kematian kita, dan itulah sebabnya abu ditandai di kepala atau dahi kita. Ini adalah pengingat yang mendalam sekaligus suram bahwa kita adalah debu dan pada akhirnya kita akan menjadi debu kembali.

Kedua, kita diingatkan tentang siapa Pencipta kita dan bahwa kita adalah makhluk-Nya. Dan sebagai makhluk, tidak ada yang bisa kita banggakan sebagai pencapaian-pencapaian kita sendiri.

Sama seperti kita akan menjadi debu, semua pencapaian dan pujian kita seperti debu di hadapan Tuhan Allah kita.

Da akhirnya, kita diingatkan bahwa kita adalah orang berdosa tetapi Tuhan itu pengasih, penyayang dan pengampun.

Halaman:

Editor: Maria H.R Waju

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Doa Litani Hati Kudus Yesus

Kamis, 23 Februari 2023 | 17:27 WIB

Terpopuler

X